Saat ini kebanyakan ponsel sudah berbasis smartphone. Kelebihan smartphone yang canggih membuatnya semakin mempermudah para pengguna perangkat mobile dalam penggunaan. Semakin mahal harganya, semakin banyak pula fitur yang ditawarkan.
Tapi apakah harga dapat menjamin tingkat keamanan data dari pencurian? belum tentu.
Sebut saja iPhone, salah satu smartphone terbaik yang ada di pasaran saat ini. iPhone merupakan produk asal Amerika yang dimiliki oleh Apple. HP kelas premium ini menggunakan sistem operasi iOS. Untuk sistem iOS sendiri hanya produk Apple yang menggunakan. Hal tersebut membuatnya tak mudah untuk berbagi koneksi dengan ponsel lain.
Memang ada baiknya bila smartphone tidak mudah terkoneksi atau berbagi file dengan smartphone lain. Hal ini dapat mengurangi resiko pencurian data. File tidak dapat berpindah tanpa koneksi yang menjembatani. Karena sudah bukan hal baru pencurian data dilakukan menggunakan media koneksi. Baik secara wireless ataupun saat terhubung langsung melalui kabel data.
Lalu apa yang jadi permasalahan bila Anda sudah memastikan tidak berbagi data antar smartphone, apakah ada kemungkinan pencurian data tetap terjadi?
Sangat mungkin untuk terjadinya pencurian data. Walaupun Anda tidak pernah mengizinkan smartphone anda untuk berbagi file, tetapi orang lain bisa saja melakukannya bukan?
"Tidak bisa, smartphone saya sudah menggunakan security, hanya saya yang bisa membukanya"
Pasti kebanyakan dari Anda akan mengatakan demikian. Karena memang kebanyakan orang sudah menggunakan fitur keamanan di smartphonenya, berupa pin atau pola.
Bila Anda hanya menggunakan security tersebut, kemungkinannya memang kecil untuk dicuri data. Karena hanya Anda yang tahu pin/pola tersebut. Jadi hanya Anda yang dapat menghidupkan koneksi atau mentransfer file melalui aplikasi di smartphone Anda.
Berbeda bila Anda menggunakan security finger atau face recognition.
Saat ini mayoritas smartphone sudah dibekali security berupa sensor finger dan sensor face recognition. Keduanya merupakan hardware yang ditanamkan pada sebuah smartphone. Untuk sensor finger, untuk membuka kunci ponsel bisa dilakukan dengan cara disentuh pada layar atau body smartphone. Sedangkan untuk sensor face recognition, cukup arahkah wajah ke layar smartphone maka kunci layar akan terbuka.
Jadi Anda tak perlu lagi repot-repot untuk mengetik pin. Cukup sentuh atau arahkan wajah ke layar HP.
Dengan fitur canggih ini justru membuka peluang untuk pencurian data smartphone. Bagaimana bisa? berikut kemungkinannya:
Ada kalanya saat berada di sekitar orang terdekat atau teman, Anda sedang tidur. Ponsel yang biasa Anda gunakan berada di dekat Anda, tapi tidak Anda pegang. Kalau seperti ini bukan cuma data yang dicuri, HPnya juga 😅. Tapi disini kita anggap saja ada yang mau mencuri datanya bukan HPnya 😁.
Bila di security pin atau pola, Anda kan harus sadar untuk membuka layar kunci. Karena hanya Anda yang tahu polanya. Berbeda bila security finger atau face recognition, Anda tertidur pun kunci layar dapat dibuka. Caranya: orang mencoba mencuri data cukup mengarahkan layar HP Anda pada jari atau wajah Anda. Kunci layar dapat terbuka.
"Oke, face recognition kan harus menunjukkan retina mata, harusnya saat kita tidur atau tutup mata tidak bisa dilakukan"
Untuk hal ini memang belum bisa dipastikan kebenarannya. Menurut informasi yang ada, smartphone yang ada saat ini lebih efisien dalam mendeteksi wajah, sensor butuh retina mata untuk membuka kunci smartphone. Karena ada beberapa kasus juga kalau smartphone dapat dibuka hanya dengan menggunakan foto pemilik smartphone tersebut.
Demi keamanan data ponsel Anda, ada baiknya memastikan menggunakan security yang pas. Bila Anda yakin dengan fitur baru yang ditawarkan, tetap gunakan. Karena kecanggihan bukan hanya untuk mengamankan ponsel tapi juga untuk mempermudah penggunaan. Semoga bermanfaat.
Post a Comment